Diduga Pekerjaan Tidak Sesuai Spek, Sebuah Bangunan Saluran Irigasi BBWS di Desa Baok Kecamatan Ciwaru AMBRUK

Admin
0

MERAH PUTIH NEWS 
Kuningan - Diduga pekerjaan tidak sesuai spek, baik material maupun konstruksi sebauh bangunan saluran irigasi yang sudah dikerjakan di Desa Baok Kecamatan Ciwaru Kabupaten Kuningan AMBRUK.
Hal ini menimbulkan sorotan warga masyarakat Desa Baok dan pihak terkait.

" Padahal bangunan anyar can lila tapi ges ambruk, pagaweana padubae meren (padahal bangunan baru tapi sudah ambruk kerjaannya mungkin asal asalan) " ucap salah seorang warga yang berada di lokasi Senin (8/12/2025)

Pembangunan saluran irigasi di desa Baok Kecamatan Ciwaru Kabupaten Kuningan adalah proyek Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) dimana dalam pelaksanaannya melibatkan rekanan sebagai penyedia barang dan pelaksana kegiatan. Sementara itu menurut sumber dilokasi pun tidak terdapat papan plang kegiatan juga masalah material seperti batu , menggunakan batu kali bulat (Belondos yang dari kali ) adalah batu limbah proyek normalisasi sungai Cisanggarung.

Selain itu juga patut dipertanyakan realisasi rencana anggaran belanja (RAB) yang tertuang dalam kontrak kerja kegiatan-kegiatan pekerjaan irigasi di desa Baok kecamatan Ciwaru kabupaten Kuningan. Kualitas hasil pekerjaan Hasil pantauan skm buser kompas pada pekerjaan ini pun patut disoal. Secara khusus material yang digunakan pada kegiatan pekerjaan konstruksi asal asalan menurut kepala rombongan Bp Arif membenarkan waktu hujan besar air naik jadi ambruk padahal dah jadi orang sipil atau arsitektur harus sesuai dengan detail desain dan spesifikasi teknis yang telah disetujui oleh direksi pekerjaan atau pejabat pembuat komitmen (PPK) untuk menjamin kualitas dan ketahanan bangunan tidak disarankan menggunakan material batu kali bulat / belondos (yang permukaannya halus dan berbentuk tidak beraturan) pada pekerjaan saluran irigasi, terutama untuk pasangan batu (masonry). Spesifikasi teknis pekerjaan umum umumnya mensyaratkan penggunaan batu kali yang bertekstur kasar dan bersudut (batu pecah atau batu belah) untuk memastikan ikatan yang kuat dengan adukan semen. 

Alasan penolakan batu kali bulat/ belondos. Batu kali bulat /belondos umumnya memiliki permukaan batu yang halus dan licin menyebabkan adukan semen (mortar) sulit merekat dengan sempurna. Hal ini akan mengurangi kekuatan struktural pasangan batu dan membuatnya rentan terhadap kerusakan, terutama akibat tekanan air dan perubahan cuaca. Ketidakstabilan disebabkan bentuk bulat sehingga batu tidak dapat saling mengunci dengan baik dalam pasangan, berbeda dengan batu bersudut yang menciptakan ikatan mekanis yang lebih stabil. Risiko kegagalan konstruksi jika menggunakan material yang tidak sesuai spesifikasi teknis dapat menyebabkan proyek rentan terhadap sorotan dan audit, serta berisiko mengalami kegagalan fungsi atau kerusakan dini. 

Material yang disyaratkan untuk pekerjaan saluran irigasi dengan pasangan batu, standar Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR /BBWS. ) serta spesifikasi teknis terkait biasanya mensyaratkan batu kali/batu belah bukan batu bulat, batu harus keras, padat, tidak keropos, dan tahan terhadap air juga memiliki permukaan yang kasar dan bersudut (tidak bulat) agar dapat saling mengunci dengan kuat dan merekat erat dengan adukan serta ukuran batu harus seragam atau sesuai dengan dimensi yang direncanakan dalam gambar kerja (umumnya memiliki lebar sisi tertentu, misal sekitar 30 cm). 
Sampai berita ini di turunkan pihak humas belum dapat memberikan keterangan.

Tim Liputan Merah Putih 

Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)